" THE VIRGIN OF THE POOR "
Penampakan Bunda Maria kepada Mareitte Beco |
Penampakan kepada : Mareitte Beco
Penampakan pertama : 15 Januari 1933
Penampakan terakhir : 02 Maret 1933
Jumlah penampakan : 8 kali
Tempat penampakan : Banneux, Belgia
Diselidiki oleh gereja : Tahun 1935 s/d 1937
Diakui Vatikan : 22 Agustus 1949
Oleh : Uskup Louis-Joseph Kerkhofs
Januari 1933, Mareitte Beco berusia 11 tahun. Dia lahir pada 25 Maret 1921 dan merupakan anak tertua dari sebuah keluarga dengan tujuh anak. Keluarganya yang cukup miskin tinggal di sebuah rumah sederhana kelas pekerja, terisolasi dan terlindung dari jalan raya, di ujung hutan.
Pada hari Minggu malam tanggal 15 Januari 1933, sekitar pukul tujuh, Mariette Beco berada di dapur dengan ibunya sambil menunggu adiknya Julien tiba di rumah di rumah mereka di Banneux, sebuah desa Belgia yang berjarak lima puluh mil di sebelah timur laut dari Beauraing. Dia melihat ke jendela ke dalam malam yang gelap untuk melihat apakah adiknya sudah samai, dan terkejut melihat seorang wanita muda berada di halaman, yang seperti terbuat dari cahaya dan tersenyum padanya. Mariette melihat cahaya oval mengelilingi tubuhnya, ia agak sedikit membungkuk ke depan dan mengenakan gaun putih panjang dengan selempang biru, serta kerudung putih transparan di kepalanya. Mariette bisa melihat mawar emas di kaki kanannya dan sebuah rosario dengan rantai dan salib emas menggantung di lengan kanannya. Telapak tangan kanannya disatukan dengan telapak tangan kirinya sambil berdoa.
Mariette mengatakan hal ini kepada ibunya, tapi Nyonya Beco yang awalnya bercanda bahwa mungkin mungkin Santa Perawan Maria yang ada di halaman, menjadi ketakutan ketika melihat cahaya putih berbentuk seperti seseorang, dengan apa yang tampak seperti kerudung di atas kepalanya, dan menutup tirai. Meskipun begitu Mariette masih melihat ke luar jendela lagi dan masih melihat wanita muda itu tersenyum padanya, lalu dengan berani Mariette mulai berdoa rosario dengan rosario yang baru saja ia temukan di jalan.
Mariette berdoa selama beberapa saat dan melihat bibir wanita muda itupun bergerak dalam doa, kemudian wanita muda itupun memberi isyarat dengan jarinya untuk agar Mariette keluar. Saat Mariette bergerak menuju pintu, ibunya tidak mengizinkannya keluar karena kuatir dan mengunci pintu itu. Ketika Mariette kembali ke jendela dan melihat keluar lagi, wanita muda tersebut telah pergi.
Pada malam berikutnya, hari Senin tanggal 16 Januari 1933 tidak ada kejadian apapun. Pada hari Selasa tanggal 17 Januari 1993, pastur paroki setempat, Pastur Jamin, terkejut melihat Mariette mengikuti misa pagi untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan. Dia juga datang ke pengajaran kastekismus, dan karena terkesan, Pastur Jamin memintanya untuk menceritakan apa yang telah terjadi, dan Mariette pun menceritakan mengenai penampakan yang ia lihat.
Pastur Jamin pun menanyakan apakah mungkin yang Mariette lihat itu adalah patung Bunda Maria dari Lourdes, tetapi Mariette bersikeras bahwa wanita muda yang ia lihat badannya agak condong ke depan dan jauh lebih indah.
Pada hari Rabu, 18 Januari, jam 7 malam, Mariette berada di taman tersebut sambil berlutut sambil dilihat oleh ayahnya. Tangannya terkatup berdoa. Tiba-tiba dia meninggalkan taman dan mulai berjalan ke jalan raya di mana Sang Bunda sedang memanggilnya, Dua kali dia berlutut di atas tanah yang membeku. Yang ketiga, dia berlutut di dekat aliran di depan kolam yang mengalir dari sebuah mata air.
Sang Bunda berkata kepadanya, “Celupkan tanganmu ke dalam air.” Mariette melakukannya. Dia mengulangi apa yang Sang Bunda katakan, “Mata air ini disediakan untuk aku. Selamat malam, selamat tinggal.”
Pada hari Kamis, tanggal 19 Januari 1933, Mariette kembali pergi keluar rumag dan berlutut di atas salju sambil berdoa rosario. Saat itu jam 7 malam dan setelah beberapa saat berdoa rosario, Bunda Maria pun menampakkan diri. Mariette pun merentangkan tangan sambil berkata "Oh, Ia di sini!"
Kemudia Mariette bertanya, “Siapakah engkau, perempuan cantik ?”
“Aku adalah Perawan dari Kaum Miskin [I am the Virgin of the Poor].”
Bunda Maria kemudian membimbing anak itu ke mata air itu. Mariette mengajukan pertanyaan lain.
“Perempuan cantik, kemarin engkau mengatakan ‘mata air ini disediakan untuk aku’ mengapa untuk aku?” Mariette menunjuk dirinya sendiri.
Sambil terus tersenyum, Bunda Maria menjawab, “Mata air ini disediakan untuk semua bangsa, untuk orang-orang sakit.”
Mariette menjawab, “Terima kasih, terima kasih.”
Bunda Maria lalu berkata, “Aku akan berdoa untuk engkau. Selamat tinggal.”
Pada hari Jumat, tanggal 20 Januari 1933, Mariette tinggal di tempat tidur sepanjang hari setelah tidak tidur sepanjang malam. Sekitar 6:45 sore, dia bangun, mengenakan pakaian dan pergi keluar. Ketika Bunda Maria menampakkan diri, dia berteriak, “Itu dia.” Kemudian dia mulai berbicara kepada Sang Perempuan cantik.
“Apa Yang engkau inginkan, bundaku cantik ?“
Bunda Maria menjawab sambil tersenyum, “Aku menginginkan sebuah kapel kecil.”
Dia membentangkan tangannya dan memberkati anak tersebut dengan tangan kanan.
Mariette terus setia berdoa setiap hari di taman pukul 7 malam, kadang ia sendiri, kadang bersama dengan ayahnya menemani. Tetapi selama tiga minggu selanjutnya tidak ada penampakan.
Pada hari Sabtu, tanggal 11 Februari 1933, bertepatan dengan hari raya Santa Maria dari Lourdes, ada enam orang hadir pada malam itu. Mariette berlutut dua kali, mencelupkan kedua tangannya ke dalam mata air itu dan membuat tanda salib. Tiba-tiba dia berdiri, berlari menuju rumah dan menangis. Dia tidak mengerti apa yang Bunda Maria katakan, “Aku datang untuk meringankan penderitaan.” Dia tidak mengerti arti dari kata “untuk meringankan” itu. Kemudian ia pergi kepada Pastur Jamin untuk menceritakan penampakan tersebut.
Tiga hari kemudian tidak ada penamapakan dari Bunda Maria. Kemudian pada hari Rabu sore, tanggal 15 Februari 1933, Mariette besama dengan ibunya dan beberapa wanita lain berada di taman sambil berdoa rosario. Kemudian Mariette melihat Bunda Maria menampakkan diri untuk keenam kalinya. Mariette meneruskan permintaan Pastur Jamin kepada Bunda Maria.
“Pastor paroki memohon sebuah tanda dari engkau.”
Bunda Maria menjawab “Percayalah padaku, aku akan percaya padamu.”
“Berdoalah yang banyak. Selamat tinggal.”
Bunda Maria menceritakan sebuah rahasia kepada anak tersebut.
Pada 20 Februari, Mariette berlutut lagi di atas salju, menantang dingin. Tiba-tiba dia berdoa rosario lebih keras dan lebih cepat. Dia meninggalkan taman dan berlutut dua kali di atas jalan raya, dan lagi di mata air di mana dia berdoa dan menangis “karena dia pergi begitu cepat”.
Maria berkata kepadanya, “Anakku terkasih, berdoalah keras.”
Mariette menunggu selama 10 hari sebelum bertemu dengan Bunda Maria untuk terakhir kalinya. Dia menampakkan diri pada hari Kamis, 2 Maret. Hujan lebat sudah turun membasahi bumi sejak jam 3 sore. Jam 7 malam, Mariette keluar, Dia sementara mendaraskan rosario ketiga ketika hujan tiba-tiba berhenti. Dia tetap membisu, membentangkan lengannya, bangkit, berjalan selangkah ke depan dan berlutut. Di rumah, Mariette mengungkapkan pesan yang dipercayakan Maria kepadanya.
“Aku adalah Bunda Penebus, Bunda Allah. Berdoalah yang banyak.”
Bunda Maria kemudian meletakkan tangan kepadanya dan berkata, “Sampai berjumpa lagi.”
Penampakan ini diselidiki dari tahun 1935 sampai 1937 oleh sebuah komisi Episkopal, setelah itu bukti yang dikumpulkan diserahkan ke Roma. Sementara itu semakin banyak peziarah datang kesana. Pada tahun 1947 penampakan ini mendapatkan pengakuan awal, dan kemudian diakui secara resmi oleh Vatikan pada tahun 1949. Mariette kemudian menikah dan memiliki keluarga.
Pada hari Minggu malam tanggal 15 Januari 1933, sekitar pukul tujuh, Mariette Beco berada di dapur dengan ibunya sambil menunggu adiknya Julien tiba di rumah di rumah mereka di Banneux, sebuah desa Belgia yang berjarak lima puluh mil di sebelah timur laut dari Beauraing. Dia melihat ke jendela ke dalam malam yang gelap untuk melihat apakah adiknya sudah samai, dan terkejut melihat seorang wanita muda berada di halaman, yang seperti terbuat dari cahaya dan tersenyum padanya. Mariette melihat cahaya oval mengelilingi tubuhnya, ia agak sedikit membungkuk ke depan dan mengenakan gaun putih panjang dengan selempang biru, serta kerudung putih transparan di kepalanya. Mariette bisa melihat mawar emas di kaki kanannya dan sebuah rosario dengan rantai dan salib emas menggantung di lengan kanannya. Telapak tangan kanannya disatukan dengan telapak tangan kirinya sambil berdoa.
Mariette mengatakan hal ini kepada ibunya, tapi Nyonya Beco yang awalnya bercanda bahwa mungkin mungkin Santa Perawan Maria yang ada di halaman, menjadi ketakutan ketika melihat cahaya putih berbentuk seperti seseorang, dengan apa yang tampak seperti kerudung di atas kepalanya, dan menutup tirai. Meskipun begitu Mariette masih melihat ke luar jendela lagi dan masih melihat wanita muda itu tersenyum padanya, lalu dengan berani Mariette mulai berdoa rosario dengan rosario yang baru saja ia temukan di jalan.
Mariette berdoa selama beberapa saat dan melihat bibir wanita muda itupun bergerak dalam doa, kemudian wanita muda itupun memberi isyarat dengan jarinya untuk agar Mariette keluar. Saat Mariette bergerak menuju pintu, ibunya tidak mengizinkannya keluar karena kuatir dan mengunci pintu itu. Ketika Mariette kembali ke jendela dan melihat keluar lagi, wanita muda tersebut telah pergi.
Pada malam berikutnya, hari Senin tanggal 16 Januari 1933 tidak ada kejadian apapun. Pada hari Selasa tanggal 17 Januari 1993, pastur paroki setempat, Pastur Jamin, terkejut melihat Mariette mengikuti misa pagi untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan. Dia juga datang ke pengajaran kastekismus, dan karena terkesan, Pastur Jamin memintanya untuk menceritakan apa yang telah terjadi, dan Mariette pun menceritakan mengenai penampakan yang ia lihat.
Pastur Jamin pun menanyakan apakah mungkin yang Mariette lihat itu adalah patung Bunda Maria dari Lourdes, tetapi Mariette bersikeras bahwa wanita muda yang ia lihat badannya agak condong ke depan dan jauh lebih indah.
Pada hari Rabu, 18 Januari, jam 7 malam, Mariette berada di taman tersebut sambil berlutut sambil dilihat oleh ayahnya. Tangannya terkatup berdoa. Tiba-tiba dia meninggalkan taman dan mulai berjalan ke jalan raya di mana Sang Bunda sedang memanggilnya, Dua kali dia berlutut di atas tanah yang membeku. Yang ketiga, dia berlutut di dekat aliran di depan kolam yang mengalir dari sebuah mata air.
Sang Bunda berkata kepadanya, “Celupkan tanganmu ke dalam air.” Mariette melakukannya. Dia mengulangi apa yang Sang Bunda katakan, “Mata air ini disediakan untuk aku. Selamat malam, selamat tinggal.”
Pada hari Kamis, tanggal 19 Januari 1933, Mariette kembali pergi keluar rumag dan berlutut di atas salju sambil berdoa rosario. Saat itu jam 7 malam dan setelah beberapa saat berdoa rosario, Bunda Maria pun menampakkan diri. Mariette pun merentangkan tangan sambil berkata "Oh, Ia di sini!"
Kemudia Mariette bertanya, “Siapakah engkau, perempuan cantik ?”
“Aku adalah Perawan dari Kaum Miskin [I am the Virgin of the Poor].”
Bunda Maria kemudian membimbing anak itu ke mata air itu. Mariette mengajukan pertanyaan lain.
Mata air mukzizat di Banneux, Belgia |
Sambil terus tersenyum, Bunda Maria menjawab, “Mata air ini disediakan untuk semua bangsa, untuk orang-orang sakit.”
Mariette menjawab, “Terima kasih, terima kasih.”
Bunda Maria lalu berkata, “Aku akan berdoa untuk engkau. Selamat tinggal.”
Pada hari Jumat, tanggal 20 Januari 1933, Mariette tinggal di tempat tidur sepanjang hari setelah tidak tidur sepanjang malam. Sekitar 6:45 sore, dia bangun, mengenakan pakaian dan pergi keluar. Ketika Bunda Maria menampakkan diri, dia berteriak, “Itu dia.” Kemudian dia mulai berbicara kepada Sang Perempuan cantik.
“Apa Yang engkau inginkan, bundaku cantik ?“
Bunda Maria menjawab sambil tersenyum, “Aku menginginkan sebuah kapel kecil.”
Dia membentangkan tangannya dan memberkati anak tersebut dengan tangan kanan.
Mariette terus setia berdoa setiap hari di taman pukul 7 malam, kadang ia sendiri, kadang bersama dengan ayahnya menemani. Tetapi selama tiga minggu selanjutnya tidak ada penampakan.
Pada hari Sabtu, tanggal 11 Februari 1933, bertepatan dengan hari raya Santa Maria dari Lourdes, ada enam orang hadir pada malam itu. Mariette berlutut dua kali, mencelupkan kedua tangannya ke dalam mata air itu dan membuat tanda salib. Tiba-tiba dia berdiri, berlari menuju rumah dan menangis. Dia tidak mengerti apa yang Bunda Maria katakan, “Aku datang untuk meringankan penderitaan.” Dia tidak mengerti arti dari kata “untuk meringankan” itu. Kemudian ia pergi kepada Pastur Jamin untuk menceritakan penampakan tersebut.
Tiga hari kemudian tidak ada penamapakan dari Bunda Maria. Kemudian pada hari Rabu sore, tanggal 15 Februari 1933, Mariette besama dengan ibunya dan beberapa wanita lain berada di taman sambil berdoa rosario. Kemudian Mariette melihat Bunda Maria menampakkan diri untuk keenam kalinya. Mariette meneruskan permintaan Pastur Jamin kepada Bunda Maria.
“Pastor paroki memohon sebuah tanda dari engkau.”
Bunda Maria menjawab “Percayalah padaku, aku akan percaya padamu.”
“Berdoalah yang banyak. Selamat tinggal.”
Bunda Maria menceritakan sebuah rahasia kepada anak tersebut.
Pada 20 Februari, Mariette berlutut lagi di atas salju, menantang dingin. Tiba-tiba dia berdoa rosario lebih keras dan lebih cepat. Dia meninggalkan taman dan berlutut dua kali di atas jalan raya, dan lagi di mata air di mana dia berdoa dan menangis “karena dia pergi begitu cepat”.
Maria berkata kepadanya, “Anakku terkasih, berdoalah keras.”
Mariette menunggu selama 10 hari sebelum bertemu dengan Bunda Maria untuk terakhir kalinya. Dia menampakkan diri pada hari Kamis, 2 Maret. Hujan lebat sudah turun membasahi bumi sejak jam 3 sore. Jam 7 malam, Mariette keluar, Dia sementara mendaraskan rosario ketiga ketika hujan tiba-tiba berhenti. Dia tetap membisu, membentangkan lengannya, bangkit, berjalan selangkah ke depan dan berlutut. Di rumah, Mariette mengungkapkan pesan yang dipercayakan Maria kepadanya.
“Aku adalah Bunda Penebus, Bunda Allah. Berdoalah yang banyak.”
Bunda Maria kemudian meletakkan tangan kepadanya dan berkata, “Sampai berjumpa lagi.”
Penampakan ini diselidiki dari tahun 1935 sampai 1937 oleh sebuah komisi Episkopal, setelah itu bukti yang dikumpulkan diserahkan ke Roma. Sementara itu semakin banyak peziarah datang kesana. Pada tahun 1947 penampakan ini mendapatkan pengakuan awal, dan kemudian diakui secara resmi oleh Vatikan pada tahun 1949. Mariette kemudian menikah dan memiliki keluarga.
Sumber :
- http://www.theotokos.org.uk
- https://perawanmaria.wordpress.com
- http://www.miraclehunter.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar