Penampakan Bunda Maria Di Roma, Italia (Tahun 1842)

" OUR LADY OF ZION "

Penampakan Bunda Maria kepada Alphonse Ratisbonne

Penampakan kepada : Marie Alphonse Ratisbonne

Penampakan pertama : 20 Januari 1842
Penampakan terakhir : 20 Januari 1842
Jumlah penampakan : 1 kali
Tempat penampakan : Roma, Italia

Diselidiki oleh gereja : Febuari 1842
Diakui Vatikan : 3 Juni 1842
Oleh : Kardinal Patrizi


Alphonse Ratisbonne adalah seorang pemuda Yahudi dari keluarga bankir mapan di Strasbourg, Prancis. Dia juga dikenal karena kekayaan dan ikatan darahnya dengan keluarga Rothschild.

Pada tahun 1827, kakak laki-laki Alphonse, Thèodore, masuk agama Katolik dan menjadi seorang pastor, sehingga putus hubungan dengan keluarganya, sehingga harapan keluarganya sekarang bergantung pada Alphonse yang lahir pada tahun 1814.

Alphonse Ratisbonne
Alphonse yang cerdas dan santun telah menyelesaikan gelar sarjana hukumnya dan bertunangan dengan seorang pemudi Yahudi, keponakannya sendiri yang bernama Flore Ratisbonne. Dia berusia dua puluh tujuh tahun dan sebelum menikah, dia ingin bepergian berlibur ke Italia dan Negara Timur. Sekembalinya, ia berencana untuk menikah dan mengambil tanggung jawabnya dalam bisnis perbankan keluarganya. Namun, Tuhan punya rencana lain untuk dia di Roma.

Alphonse bukan seorang Yahudi yang saleh. Dia memiliki kebencian yang mendalam terhadap Gereja Katolik terutama karena kebencian yang dimiliki seluruh keluarganya karena peristiwa pindah agama putera pertama mereka. Alphonse mengatakan bahwa dia tidak akan pernah untuk pindah agama. Tapi jika suatu saat dia harus pindah agama, dia akan menjadi seorang Protestan, dia tidak akan pernah mau menjadi seorang Katolik. Pada saat berada di Roma, Alphonse mengunjungi berbagai bentuk hasil karya seni, juga beberapa gereja Katolik, karena keingintahuannya tentang budaya. Kunjungannya ini makin mengeraskan sikap anti-Katoliknya.

Dia juga mengunjungi teman sekolahnya sekaligus teman dekatnya yang bernama Gustave de Bussières. Gustave adalah seorang Protestan dan beberapa kali telah mencoba dengan hasil yang sia-sia untuk mengajak Alphonse berpindah keyakinan kepada agamanya. Di rumah Gustave, Alphonse diperkenalkan pada saudara laki-laki Gustave, Baron Thèodore de Bussières, yang baru saja masuk agama Katolik. Baron Thèodore ini adalah teman dekat Pastor Thèodore Ratisbonne, kakak laki laki dari Alphonse. Karena kedua hal ini, Alphonse sangat tidak menyukainya.

Jadi pada malam menjelang keberangkatannya, dia dengan enggan memutuskan untuk memenuhi kewajiban sopan santunnya untuk meninggalkan kartu namanya di rumah Baron sebagai isyarat perpisahan. Berharap untuk tidak bertemu kembali, Alphonse bermaksud meninggalkan kartu namanya diam-diam dan langsung pergi. Namun pelayan Baron di Italia ini tidak mengerti bahasa Prancisnya dan menunjukkannya ke ruang tamu saat dia memanggil Baron. Baron ini pun menemui Alphonse dan segera menjalin hubungan baik dengannya, sambil ia mencoba menariknya ke iman Katolik.

Medali Wasiat
Dengan banyak desakan, dia bisa membujuk Alphonse untuk menunda kepergiannya dari Roma untuk menghadiri upacara yang akan diadakan di Basilika Santo Petrus. Setelah itu, Baron membuat sebuah tawaran yang luar biasa. "Karena Anda membenci takhayul dan mendukung pandangan liberal semacam itu," dia bertanya kepada Alphonse, "Apakah Anda mau untuk melakukan sebuah uji coba sederhana?" "Uji coba apa?" "Untuk memakai sesuatu yang akan saya berikan kepada Anda, ini adalah medali wasiat Perawan Suci. Mungkin ini tampaknya sangat menggelikan bagi Anda, tidak diragukan lagi, tapi untuk saya, saya sangat mementingkan hal ini." Dan dia menunjukkan kepada Alphonse medali wasiat Bunda Maria yang digantungkan pada buah tali. Alphonse tercengang. Dia hampir tidak percaya akan sikap yg dia anggap kurang ajar dari Baron itu. Tapi dia tidak ingin berdebat mengenai hal yang dianggap sepele ini. Jadi dia setuju, dengan sepintas mengutip sebuah kutipan dari The Tales of Hoffman: "Jika tidak ada gunanya bagiku, paling tidak ini tidak membahayakanku." Anak perempuan Baron itu mengalungkan medali waiat pada leher Alphonse. Dan Alphonse tertawa terbahak-bahak, "Inilah aku, seorang Katolik Apostolik Roma!" Tapi ini tidak cukup bagi Baron de Bussières. "Dan sekarang", katanya, "Untuk melengkapi uji cobanya, setiap pagi dan sore anda harus melafalkan Memorare, sebuah doa singkat dan bermurah hati, yang diajukan St. Bernard kepada Perawan Maria". Ratisbonne berkata, "Baiklah, saya berjanji untuk melafalkan doa ini, karena jika ini tidak ada gunanya bagiku, tetapi ini juga tidak akan membuatku menjadi jahat!"

Alphonse hampir tidak dapat menahan kemarahannya atas keberanian Baron untuk mengajukan hal ini kepadanya, namun memutuskan untuk mengambil semuanya dengan baik hati, berharap, seperti yang kemudian dinyatakannya, untuk menulis buku tentang perjalanannya. Dalam buku ini, Baron akan tampil tidak lebih dari seorang pria eksentrik.

Pada tanggal 18 Januari 1842, seorang teman dekat Baron de Bussières meninggal dunia. Dia adalah Count de La Ferronays, mantan duta besar Prancis untuk Tahta Suci dan seorang pria dengan kebajikan dan kesalehan yang besar. Pada malam kematiannya yang mendadak, La Ferronays sedang berbicara dengan Bussières tentang Ratisbonne dan, atas permintaan Bussières, Count de La Ferronays mendoakan seratus ribu kali untuk pertobatan Ratisbonne. Bahkan mungkin dia menawarkan hidupnya kepada Tuhan untuk pertobatan bankir muda itu.

Gereja Sant'Andrea delle Fratte
Sekitar tengah hari pada tanggal 20 Januari 1842, Baron de Bussières pergi ke gereja Sant'Andrea delle Fratte untuk mengatur pemakaman teman almarhum yang akan diadakan keesokan harinya. Ratisbonne dengan enggan mengikuti upacara pemakaman ini sambil memberikan kritik keras terhadap gereja dan mengejek praktik keagamaan Katolik. Ketika mereka tiba di gereja, Baron meninggalkannya sendirian selama beberapa menit dan memasuki ruangan Sakristi untuk melihat tentang pengaturan upacara pemakaman. Alphonse memutuskan untuk melihat-lihat dan naik ke salah satu lorong samping karena dia tidak dapat menyeberang karena ada persiapan upacara pemakaman Count de La Ferronays di bagian tengah gereja.

Ketika Baron kembali beberapa menit kemudian, dia tidak menemukan Alphonse di tempat di mana dia telah meninggalkannya tadi. Setelah ia pergi mencari, dia menemukannya di sisi lain Gereja sedang berlutut di dekat altar, menangis. Dia tidak lagi menemukan sosok seorang Yahudi disana, tapi sosok seorang yang sangat menginginkan pembaptisan untuk masuk menjadi jemaat gereja Katolik.

Altar dimana Bunda Maria menampakkan diri
kepada Alphonse Ratisbonne
Ratisbonne sendiri menceritakan apa yang terjadi dalam beberapa menit itu:
"Saya baru saja berada di gereja beberapa saat, tiba-tiba, saya merasa sangat tidak nyaman tanpa alasan yang jelas. Aku mengangkat mataku dan melihat seluruh bangunan itu telah lenyap. Hanya satu sisi kapel yang terlihat dan memancarkan cahaya. Di tengah kemegahan ini, Santa Perawan Maria berdiri di altar. Dia mengagumkan, cemerlang, penuh keagungan dan cantik, sama seperti yang digambarkan di dalam medali wasiat. Kekuatan yang tak tertahankan membuatku tertarik padanya. Santa Perawan Maria pun memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan bahwa saya harus berlutut dan seolah mengatakan 'Bagus!' Meskipun dia tidak mengatakan apapun kepada saya, tetapi saya dapat mengerti segalanya yang ia kehendaki."

Baron pun membantu Ratisbonne keluar dari gereja dan masuk ke dalam keretanya. Dia membawanya ke Hotel Serny, tempat Alphonse menginap, dan mengendurkan cravat nya sehingga dia bisa bernafas. Tapi Alphonse masih tetap terisak-isak sambil menggenggam medali wasiat nya sambil menggumamkan ucapan terima kasih kepada Tuhan. Akhirnya dia beralih ke baron, memeluknya, dan berkata "Bawa saya ke seorang pastor! Kapan saya bisa menerima baptisan, yang tanpanya saya tidak dapat hidup lagi?" "Apa yang telah terjadi?" seru Baron itu. "Apa yang kamu lihat?" "Itu," kata Alphonse, "Saya hanya bisa mengungkapkan kepada seorang pastor dan di dalam posisi berlutut." Karena itu Baron membawanya ke Gesu, gereja induk Jesuit, untuk menemui pastor Villefort. Di sana, Alphonse mencoba menjelaskan apa yang telah terjadi, tapi dia masih terisak begitu keras sehingga perkataan nya tidak bisa dimengerti. Akhirnya dia menenangkan diri, mengambil medali wasiat dari lehernya, mengangkatnya, dan sambil menangis ia berkata "Saya melihat dia! Saya melihat dia!"

Pengakuan dari Alphonse Ratisbonne ini membuatnya berpikir bahwa keluarganya akan percaya bahwa dia gila dan akan mencemoohnya. Jadi dia lebih memilih menjauhkan diri dari pembicaraan dan penilaian oleh dunia luar. Dia memasuki biara para Jesuit untuk menjauhkan diri dari dunia luar di bawah bimbingan pastor Villefort. Pada tanggal 31 Januari 1842, dia menerima Sakramen Baptis, Krisma dan Komuni Pertamanya dari Kardinal Patrizi, Vikjen dari Bapa Paus. Bulan berikutnya, Vatikan mengadakan proses kanonik untuk menyelidiki keadaan seputar pertobatan Alphonse. Setelah penyelidikan panjang dan banyak deposisi, akhirnya disimpulkan bahwa pertobatannya yang tiba-tiba benar-benar ajaib, sebuah tindakan yang Tuhan lakukan melalui perantaraan Santa Perawan Maria. Pada bulan Mei 1842, hanya beberapa bulan setelah penampakan tersebut, sebuah lukisan "Madonna of the Miracle" ditempatkan untuk penghormatan di tempat yang persis sama dan dalam bentuk yang sama seperti pada saat penampakan Bunda Maria kepada Alphonse. Lukisan tersebut dilukis oleh seniman Natale Carta, yang menurut tradisi, mengikuti petunjuk dari Ratisbonne sendiri. Pada tahun yang sama, setelah pemeriksaan formal tentang penampakan tanggal 20 Januari 1842 tersebut, Vikaris Jenderal dari Paus Gregorius XVI, Kardinal Patrizi, menyatakan pada tanggal 3 Juni 1842, bahwa itu adalah keajaiban ilahi yang dilaksanakan melalui perantaraan Santa Perawan Maria, dan mengizinkan penerbitan dan penyebaran teks yang memuat mukjizat tersebut.

Setelah pertobatannya, Alphonse pun membantu saudaranya, Theodore, dalam mendirikan Sisterhood of Our Lady of Sion pada tahun 1843. Ia ditahbiskan sebagai pastor pada tahun 1847 dan memasuki Sarikat Jesuit. Setelah itu karena niatnya untuk mengabdikan dirinya sepenuhnya kepada pertobatan orang-orang Yahudi, Alphonse pun meninggalkan Sarikat Jesuit dengan persetujuan Paus Pius IX, memindahkan Sisterhood of Our Lady of Sion ke Yerusalem pada tahun 1855, dan membangun untuk mereka pada tahun 1856 Biara besar Ecce Homo dengan sebuah sekolah dan panti asuhan untuk anak perempuan. Pada tahun 1860 ia mendirikan Biara St.John di gunung di Ain Karim, bersama dengan sebuah gereja dan panti asuhan lainnya untuk anak perempuan. Di sini Alphonse bekerja dengan beberapa sahabat (Pères de Sion) untuk pertobatan orang Yahudi sampai kematiannya. Dia meninggal di sana pada tanggal 6 Mei 1884. Ratisbonne pernah mencoba untuk menghubungi  suster Katarina Laboure, namun tidak pernah berhasil. Ada begitu banyak mukjizat yang terjadi dengan perantaraan Bunda Maria di gereja tersebut. Pada tanggal 25 April 1942, Paus Pius XII mengangkat status gereja tersebut menjadi sebuah basilika. Pada tanggal 12 Maret 1960, Paus Yohanes XXIII mengangkat status basilika Sant'Andrea delle Fratte menjadi gereja kardinal. Pada tanggal 28 Februari 1982, Paus Yohanes Paulus II juga mengunjungi gereja ini.


Untuk asal usul medali wasiat dapat dilihat disini.


Sumber :
http://www.marypages.com
http://www.tfp.org
http://www.miraclehunter.com

5 komentar:

  1. Alleluiya, Puji Tuhan.
    Santa Katarina Laboure, doakanlah kami

    BalasHapus
  2. Santo Alphonse Ratisbonne, doakanlah kami.

    BalasHapus
  3. What is the best casino games to play in the US? - Dr. MD
    The Best Gambling 강릉 출장샵 Casinos In America The list 삼척 출장마사지 below provides an overview 진주 출장마사지 of the top 10 casino 하남 출장안마 games 여수 출장안마 and their bonuses.

    BalasHapus