Penampakan Bunda Maria Di Laus, Perancis (Tahun 1664 S/D 1718)

" OUR LADY OF LAUS / OUR LADY OF HAPPY MEETINGS "

Penampakan Bunda Maria kepada Benedicta Rencurel

Penampakan kepada : Benedicta Rencurel

Penampakan pertama : Tahun 1664
Penampakan terakhir : Tahun 1718
Jumlah penampakan : Banyak kali
Tempat penampakan : Laus, Perancis

Diselidiki oleh gereja : Tahun 1665 & 2007
Diakui Vatikan : 4 Mei 2008
Oleh : Uskup Jean-Michel de Falco


Benedicta Rencurel lahir pada 16 September 1647 di Saint-Étienne d’Avançon, sebelah selatan Alps, Perancis di dalam keadaan keluarga yang sangat miskin. Ketika berusia 7 tahun, ayahnya meninggal. Rencurel tidak pernah belajar membaca dan menulis. Pendidikan yang diterimanya hanyalah kotbah-kotbah pada misa mingguan.

Pada saat Benedicta berumur dua belas tahun, keadaan ekonomi keluarga itu bahkan lebih buruk, sampai ia mengambil pekerjaan menggembalakan domba untuk dua tuan sekaligus.

Penampakan St Maurice kepada
Benedicta
Suatu hari di bulan Mei 1664, ketika Benedicta berumur tujuh belas tahun, pada saat ia sedang berdoa doa favoritnya yaitu doa Rosario sambil menggembalakan kawanan dombanya, tiba-tiba muncullah seorang pria tua yang terhormat, yang berpakaian jubah seorang uskup dari gereja zaman dahulu, menghampirinya dan berkata: "Putriku, apa yang sedang kau lakukan di sini?"

"Saya sedang menggembalakan domba saya sambil berdoa kepada Tuhan dan mencari air minum." jawab Benedicta.

"Aku akan mengambil air minum untukmu," jawab pria tua. Dan ia pergi ke tepi sumur yang tidak terlihat oleh Benedicta.

"Anda begitu indah!" kata Benedicta. "Apakah anda seorang Malaikat, atau Yesus?"

"Saya Maurice, kepada siapa kapel terdekat (hanya tinggal reruntuhan) didedikasikan. Putriku, jangan kembali ke tempat ini lagi untuk menggembalakan domba. Ini adalah bagian dari wilayah yang berbeda, dan prajurit penjaga akan mengambil dombamu jika mereka menemukannya sini. Pergilah ke lembah di atas Saint- Étienne. Disana kamu juga akan melihat Bunda Allah."

"Tapi bukankah Dia berada di Surga. Bagaimana saya bisa melihatnya di sana?" tanya Benedicta.

"Ya, Dia berada di Surga, tetapi Dia juga bisa berada di bumi juga ketika Dia menginginkannya."

Sebagai tambahan, orang tua bernama Maurice yang sedang menampakan diri kepada Benedicta ini adalah St Maurice, seorang martir dari abad ke-3 yang sangat dihormati di Laus.

Keseokan harinya, pada tanggal 16 Mei 1664 pagi pagi sekali, Benedicta bergegas membawa kawanan dombanya ke tempat yang ditunjukkan oleh St.Maurice, yaitu Vallon des Fours (Lembah Pembakaran), disebut demikian karena bukit di atas lembah ini terkandung gypsum, dimana oleh penduduk desa biasanya digali & dibakar untuk membuat plester bangunan mereka . Benedicta baru saja tiba di depan sebuah gua kecil yang berada disana ketika dia melihat seorang wanita yang berkilau mempesona menggendong seorang anak yang tampan di tangannya. Dia terpesona oleh pemandangan itu. Meskipun sebelumnya dia sudah diberitahu oleh St.Maurice, gadis gembala yang lugu ini tidak menyangka bahwa dia sedang berhadapan dengan Bunda Allah. Ia berpikir kalau ia hanya melihat seorang manusia belaka, katanya dengan polos:

"Wahai wanita cantik, apa yang Anda lakukan di sini ? Apakah Anda datang untuk membeli beberapa plester?"

Kemudian, tanpa menunggu jawaban, ia menambahkan: "Dapatkah kamu memberikan kami anak itu? Dia membuat kami begitu bahagia."

Wanita itu tersenyum tanpa menjawab. Benoite sangat mengagumi & terpesona dengan wanita cantik tersebut. Pada waktu makan ia mengambil sepotong roti dan berkata:

"Wanita cantik, maukah kamu makan bersama saya? Saya memiliki beberapa roti yang baik. Kita dapat melunakannya di pancuran.”

Wanita cantik tersebut tersenyum lagi melihat kesederhanaan dari sang gadis dan terus membiarkan Benedicta mengagumi kehadirannya, keluar dan masuk melalui rongga di batu, kadang Ia mendekati Benedicta dan kemudian bergerak menjauh darinya. Kemudian, ketika malam tiba wanita cantik tersebut membawa anak itu ke dalam tangannya lalu memasuki gua dan menghilang.

Selama 4 bulan, Sang Bunda menampakkan diri kepada Benedicta setiap hari. Wajah gadis gembala ini pun mengalami perubahan dari awal ia menjumpai wanita cantik tersebut & dia juga berbagi kebahagiaannya dengan semua orang dalam kesederhanaannya yang ceria. Melihat perubahan dalam dirinya, orang orang mulai bertanya-tanya, "Bagaimana jika yang ia lihat tersebut adalah Perawan yang Terberkati?" Tetapi Benedicta sendiri tidak mengetahui siapa wanita yang menjumpainya tersebut dan ia pun tidak pernah untuk bertanya kepada wanita tersebut yang telah memberinya semua kebahagiaan ini mengenai siapa dirinya sebenarnya.

Sebelum membuat Benedicta menjadi temannya dan mendapatkan pencurahan rahmat-Nya, Santa Perawan Maria ingin melekatkan dirinya kedalam jiwa gadis gembala ini dengan daya tarik yang sangat kuat. Setelah dua bulan hanya diam saja, Sang Bunda pun menjadikan Benedicta sebagai muridnya dan mulai berbicara untuk mengajar, menguji dan mendorong dia.

Pada saat itu, Sang Bunda sendiri menempatkan dirinya pada tingkat pikiran pendidikan seorang gadis gunung. Seorang Ratu Surga sampai melakukan hal ini tentu akan mengejutkan kita jika kita tidak tahu bahwa kebaikan Bunda Maria adalah sangat tak terbatas. Suatu hari yang tenang, Bunda Maria mengundang Benoite untuk beristirahat di sisinya, dan Anaknya yang lelah sedang tidur dengan damai di dalam mantel Sang Bunda. Di lain waktu, Sang Bunda melakukan seperti yang seorang ibu lakukan untuk mengajarkan doa kepada anak-anak mereka, Dia mengulang kata demi kata dari doa Litani Loreto, lalu kemudian memberitahukan Benedicta untuk mengajarkan doa tersebut kepada anak-anak di Saint-Étienne dan pergi ke gereja dengan mereka setiap malam untuk bernyanyi di sana.

Dengan cinta dan kesabaran dari seorang ibu, Dia membentuk diri Benedicta secara bertahap untuk tugas di masa depannya. Gadis muda yang saleh itu masih kasar, cukup keras kepala dan kurang sabar. Sebelum Bunda Maria secara pribadi mengungkapkan Namanya, Dia mulai mempersiapkan Benedicta untuk tugas di sepanjang hidupnya yaitu untuk mempertobatkan orang berdosa melalui doa, pengorbanan, dan nasihat karena Allah telah memberikan rahmat kepadanya untuk membaca isi didalam hati orang lain. Ia sering diberi tugas berat untuk mengkoreksi jiwa dan mengungkapkan kondisi jiwa mereka yang menyedihkan untuk mereka. Dan jika diperlukan, dia akan mengingatkan mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah mereka lupakan atau tersembunyi dan mendesak mereka untuk menyucikan diri mereka dari dosa dosa tersebut.

Pertobatan yang banyak terjadi telah memberikan bukti nyata tidak hanya untuk penampakan Sang Bunda, tetapi untuk rahmat yang diterima Benedicta juga. Majikan Benedicta, Ny Rolland, adalah seorang wanita yang tidak memiliki kepedulian apapun didalam agama, tetapi ia ingin melihat sendiri apa yang terjadi di lokasi penampakan. Satu hari sebelum fajar dia pergi diam-diam ke gua, masuk sebelum Benedicta, dan bersembunyi di balik batu. Ketika Benedicta tiba, dan beberapa saat kemudian muncullah Bunda Maria. Ny Rolland tidak melihat penampakan namun mendengar suara Bunda Maria yang mengatakan,

"Nyonya kamu ada di sana, bersembunyi di balik batu," kata Bunda Maria. "Katakan padanya untuk tidak lagi menyebut nama Yesus dengan tidak hormat, karena jika dia terus melakukan itu, maka tidak akan ada surga baginya. Hati nurani nya berada dalam keadaan yang sangat buruk, dia harus melakukan pertobatan."

Ny Rolland yang telah mendengar semuanya sangat tersentuh dengan pesan tersebut dan sambil menangis ia berjanji untuk mengubah hidupnya. Ia lalu kembali ke sakramen-sakramen dan hidup saleh di sepanjang sisa hidupnya.

Berita tentang penampakan Bunda Maria pun mulai menyebar, orang-orang membicarakannya di mana mana. Banyak orang yang percaya akan penampakan ini, tetapi banyak orang juga yang menganggap gadis gembala ini adalah seorang penipu. François Grimaud, hakim dari Avançon Valley, seorang Katolik yang baik dan seorang pria yang penuh dengan integritas, memutuskan untuk melakukan penyelidikan. Setelah pemeriksaan serius ia menyimpulkan bahwa Benedicta tidak menipu siapa pun, juga dia tidak sedang sakit jiwa. Ia juga mengamati bahwa Benedicta tidak meminta Bunda Maria untuk mengungkapkan identitas-Nya.

Kemudian atas permintaan hakim, meskipun secara pribadi akan membutuhkan biaya yang besar, Benoite terpaksa bertanya kepada Bunda Maria:. "Bundaku yang baik, saya dan semua orang di tempat akhirnya tahu siapa Anda. Benarkah Anda Bunda Tuhan kami yang baik? Harap Anda berbaik hati untuk memberitahu kepada saya sehingga kami akan membangun sebuah kapel di sini untuk menghormati Anda." Penampakan dari Bunda Surgawi pun menjawab bahwa tidak ada kebutuhan untuk membangun apa pun di sana karena Dia telah memilih tempat yang lebih menyenangkan. Kemudian Dia menambahkan, "Saya Maria, Bunda Yesus. Kamu tidak akan melihat Aku di sini lagi untuk beberapa waktu." Kemudian setelah itu, Benedicta tidak melihat Bunda Surgawinya selama sebulan. Ini membuatnya terlempar ke dalam kesedihan yang teramat mendalam. Pada tanggal 29 September 1664, di sisi lain sungai, di tengah jalan bukit yang menuju Laus, ia melihat Santa Perawan Maria.

"Oh, ibu yang baik!" serunya. "Mengapa Engkau merenggut saya dari sukacita melihat Engkau dalam waktu yang begitu lama?" Lalu ia menyeberangi sungai dan melemparkan dirinya di kaki Ratu Surga. Santa Perawan Maria pun menjawab: "Mulai sekarang, kamu akan melihat Aku hanya di dalam kapel yang ada di Laus." Dan Bunda Maria menunjukkan padanya jalan yang naik ke atas bukit menuju Laus. Gadis muda telah mendengar tentang sebuah desa yang ada disana tetapi tidak pernah dikunjungi, karena dia benar-benar tinggal di desa Saint-Étienne d’Avançon.

Pada tahun 1640, beberapa orang gunung yang saleh telah membangun sebuah kapel kecil yang didedikasikan untuk Notre-Dame de Bon Rencontre (Our Lady of Good Encounter) di Laus yang terpencil. Mereka membangun kapel ini untuk tujuan berkumpul untuk berdoa ketika air sedang tinggi dan menyebabkan mereka tidak bisa pergi ke gereja paroki di Saint-Étienne. Kapel sederhana ini hanya beratapkan jerami sehingga tampak sama seperti semua rumah kecil lainnya. Altarnya hanya memiliki ornamen dua tempat lilin dari kayu dan Sibori (piala) dari timah. Inilah tempat di mana Ratu Surga menunggu seorang gadis gembala muda, seperti dalam sebuah kandang Betlehem baru.

Karena Benedicta belum pernah mendengar tentang kapel itu, di hari berikutnya dia membutuhkan waktu yang lama untuk mencari kapel itu sampai ia menangis. Ia pergi ke sana dan ke sini, berhenti di setiap pintu masing-masing hunian miskin, mencoba untuk mendeteksi "aroma manis." Akhirnya dia menemukan itu di dekat sebuah pintu yang dibiarkan terbuka. Ketika ia masuk, ia menemukan Bunda Maria berdiri di altar yang tertutup debu.

"Putri-Ku, kamu telah tekun untuk mencari-Ku, dan kamu seharusnya tidak menangis. Meski begitu, kamu telah menyenangkan hati-Ku karena telah mencari dengan penuh kesabaran."

Benoite rendah hati menerima pernyataan ini dan kemudian melihat dengan kesedihan kondisi dari altar yang menyedihkan itu.

Benedicta menawarkan celemeknya
untuk alas kaki Bunda Maria
"Bunda yang Terhormat, bolehkah saya membentangkan celemek saya di bawah kaki Anda? Celemek ini sangat putih."

"Tidak perlu, tidak lama lagi tidak akan ada yang kekurangan di sini. Tidak kekurangan jubah atau taplak altar atau juga lilin. Saya ingin sebuah gereja besar dibangun di tempat ini, berikut dengan bangunan untuk tempat tinggal para imam. Gereja ini akan dibangun untuk menghormati Anak yang Kukasihi Sendiri. Disini, banyak orang berdosa akan dipertobatkan. Saya akan sering menampakkan diri untuk kamu di sini."

"Membangun gereja?" seru Benedicta. "Tetapi disini tidak ada uang!"

"Jangan khawatir. Ketika saatnya tiba untuk membangun gereja, kamu akan menemukan semua yang kamu butuhkan, dan itu tidak akan lama lagi. Uang dari orang orang miskin akan mencukupi semuanya. Tidak akan ada yang kurang."

Sepanjang musim dingin tahun 1664-1665, meskipun empat kilometer yang memisahkan desa Saint-Étienne dari kapel Laus, Benedicta pergi ke sana setiap hari. Dan di sana ia sering melihat Bunda Maria. Bunda Maria mengatakan kepadanya, "Berdoalah terus untuk orang-orang berdosa." Sering kali Dia akan menyebutkan nama mereka dan Bunda Maria ingin Benedicta berdoa untuk mereka. Dengan cara ini Bunda Maria membentuk Benedicta untuk tugasnya kelak, yang membantu para imam dalam pelayanan di dalam pengakuan dosa dan pertobatan bagi para pendosa. Pada tahunh 1665, Santa Perawan Maria memintanya untuk berhenti menggembalakan domba untuk mengabdikan dirinya untuk tugasnya.

Bunda Maria telah mengatakan kepada Benedicta, "Aku telah meminta kepada Anak-Ku untuk pertobatan para pendosa di Laus, dan Ia telah memberikannya untukku."

Kata-kata Bunda Allah pun terpenuhi. Berita tentang Penampakan Bunda Maria pun terus menyebar, jumlah pengunjung yang datang ke Laus terus meningkat. Rahmat dan berkat-berkat terus dicurahkan kepada jiwa-jiwa. Orang orang yang datang berjumlah ratusan dan kemudian ribuan berdoa di kapel sederhana itu. Rahmat penyembuhan dari berbagai macam hal turun berlimpah dan orang-orang berdosa datang bertobat dalam jumlah besar. Pada tanggal 3 Mei 1665, yaitu pada perayaan Pesta Salib Suci, tiga puluh lima paroki berkumpul di sana, masing-masing berjalan di belakang spanduk khususnya. Misa dan pengakuan dosa harus dilakukan di luar untuk menampung jumlah umat yang datang. Imam dari daerah tersebut datang untuk membantu pastor Fraisse, pastor dari Saint-Étienne di dalam memberikan Sakaramen Pengakuan Dosa.

Otoritas keuskupan melakukan tindakan yang sangat hati hati mengenai hal ini dan belum berani mengambil keputusan, tetapi mereka memberikan izin untuk misa yang dirayakan di kapel. Sampai saat Pastor Canon Pierre Gaillard, Vikaris Jenderal Keuskupan Gap masuk ke kapel tersebut. Setelah terpuaskan dari rasa keingin tahuan pada bulan Agustus 1665, ia meminta dan memperoleh rahmat sangat besar di sana, dan ia langsung meyakini keaslian penampakan Bunda Maria tersebut.

Namun, Laus pada waktu itu adalah bagian dari Keuskupan Embrun. Sebagai Vikaris Jenderal Keuskupan Gap, Pastor Gaillard tidak memiliki kewenangan untuk memberikan pengakuan resmi mengenai penampakan tersebut. Atas rekomendasi dari beberapa pastor, ia menulis surat kepada Pastor Antoine Lambert, Vikaris Jenderal Keuskupan Embrun, dan meminta agar ia memulai penyelidikan gerejawi.

Pastor Lambert adalah orang yang paling tidak percaya terhadap penampakan di Laus. Ia yakin bahwa penampakan Benoite ini adalah sebuah sihir jahat. Pada tanggal 14 September 1665, ia datang ke Laus bersama dengan beberapa pastor terkemuka yang sama sama tidak percaya terhadap peristiwa di Laus dengan harapan untuk mengakhiri "sihir ini" dan untuk membuktikan Benoite bersalah karena telah menipu, lalu kemudian menutup kapel tersebut. Ketika gadis gembala miskin ini mendengar bahwa mereka telah tiba, ia begitu takut sampai ia ingin pergi, tetapi Bunda Allah menenangkannya. "Jangan putriku, kamu jangan lari. Kamu harus tetap berada disini untuk memberikan keadilan bagi umat di kapel ini. Mereka akan menanyai kamu dan mencoba untuk menjebak kamu dengan kata-kata kamu sendiri. Tapi jangan takut. Katakan kepada Vikaris Jenderal bahwa ia memiliki kuasa untuk memanggil Allah turun dari surga pada saat perayaan ekaristi kudus oleh kuasa imamat yang diterimanya ketika ia menjadi pastor, namun ia tidak memiliki kuasa untuk memanggil Bunda Allah. "

Ketika Pastor Lambert mencapai Laus, ia masuk ke dalam kapel untuk berdoa sejenak dan kemudian memanggil gadis gembala tersebut. Didukung oleh rekan-rekannya, ia bertanya dengan angkuh kepada Benedicta dan berusaha untuk menjebaknya dengan jawaban jawaban yang diberikannya. Benedicta tetap tenang dan menjawab seluruh pertanyaan dengan kesederhanaan. Kata-katanya jelas dan mengejutkan.

"Jangan berpikir saya telah datang ke sini untuk mengakui penampakan dari ilusi anda, dan semua hal-hal aneh yang dikatakan tentang anda dan tempat ini," kata Pastor Lambert dengan tajam. "Ini adalah keyakinan saya dan setiap orang dengan akal sehat bahwa penampakan yang anda katakan adalah palsu. Akibatnya, saya akan menutup kapel ini dan melarang peribadatan di sini. Dan untuk anda, anda hanya perlu kembali ke rumah."

Gadis gembala ini pun menjawab seperti yang pernah Bunda Maria ucapkan pada penampakan sebelumnya : "Bapak pastor, meskipun anda memiliki kuasa untuk memanggil Allah setiap pagi dan membuat-Nya datang ke altar dengan kuasa imamat yang anda terima ketika anda menjadi seorang pastor, anda tidak memiliki kuasa untuk memanggil Bunda-Nya yang kudus untuk datang, seperti ia telah memilih datang ke tempat ini yang sudah menyenangkannya."

Terkesan dengan kata-kata ini, Pastor Lambert pun menjawab "Jika apa yang kamu katakan itu benar, maka berdoalah kepadanya untuk meberikan tanda atau keajaiban sebagai bukti, dan saya akan melakukan semua yang saya bisa untuk memenuhi kehendaknya. Tetapi sekali lagi kuperingatkan, berhati hatilah bahwa ini bukan ilusi dan efek dari imajinasi Anda untuk menipu orang orang atau aku akan menghukum anda sebagai bukti bagi mereka yang percaya kepada Anda. Aku akan menghukum pelanggaran dengan segala cara yang saya mampu."

Benedicta pun mengucapkan terima kasih dengan rendah hati dan berjanji untuk berdoa sesuai dengan permintaan Pastor Lambert. Pastor Fraisse, pastor dari Saint- Étienne, Hakim François Grimaud dan Pastor Pierre Gaillard juga turut ditanya. Pastor Lambert pun kemudian telah merencanakan untuk meninggalkan kapel malam itu juga, tetapi hujan yang turun deras menghalanginya dan membuatnya tetap tinggal disana selama dua hari lagi. Santa Perawan Maria telah mengatur itu semua, sehingga ia akan menyaksikan sebuah keajaiban.

Seorang wanita yang sudah dikenal di daerah tersebut yang bernama Catherine Vial telah menderita sakit kontraksi saraf di kakinya selama enam tahun, kedua kakinya terlipat ke belakang dan tampak seperti terikat pada tubuhnya, dan segala upaya sudah tidak mampu untuk menggerakkan kakinya. Sakitnya telah dinyatakan tidak dapat disembuhkan oleh dua ahli bedah terkemuka. Ia datang ke Laus dengan ibunya untuk berdoa novena, sebuah pemandangan yang mengharukan untuk dilihat, ia bersujud sepanjang hari di kapel. Sekitar tengah malam pada hari terakhir novenanya, ia tiba-tiba merasa kakinya rileks dan mulai bergerak. Dia sembuh.

Catherine Vial berjalan memasuki kapel
Keesokan paginya ia masuk ke dalam kapel dengan berjalan sendiri sementara Pastor Lambert memimpin misa. Kehadirannya menyebabkan kehebohan sebagai orang-orang berseru, "Keajaiban! Keajaiban! Catherine Vial sembuh!". Pastor Lambert langsung meneteskan air mata dan kesulitan untuk menyelesaikan misa yang dipimpinnya. Pastor Gaillard yang ada disana untuk membantu di altar menulis, "Saya seorang saksi yang setia dari semua yang terjadi." Dan Pastor Lambert menyatakan, "Ada sesuatu yang luar biasa terjadi di kapel itu. Ya, tangan Allah di sana!"

Pastor Lambert menanyai wanita yang telah disembuhkan itu dan menulis laporan resmi dari keajaiban tersebut. Kemudian ia menyuruh semua umat memasuki kapel untuk menyanyikan Te Deum dan Litani Santa Perawan Maria. Kemudian ia menunjuk dua pastor muda sebagai pastor di Laus: Pastor Jean Peytieu, yang akhirnya akan meninggal dalam kelelahan pada usia empat puluh sembilan tahun setelah dua puluh empat tahun melakukan pelayanan yang benar-benar didedikasikan untuk jiwa, dan Pastor Pierre Gaillard, yang melakukan sebuah pelayanan yang patut diteladani di sana selama lima puluh tahun sebagai direktur ziarah. Ayah Barthelemy Hermitte ditunjuk untuk melayani sebagai pembantu mereka, yang akan ia lakukan selama dua puluh delapan tahun sampai ia meninggal. Pastor Lambert sebagai Vikaris Jenderal keuskupan Embrun pun mengakui penampakan tersebut dengan cara mengesahkan pembangunan gereja sesuai permintaan Santa Perawan Maria.

Kapel kecil di Laus, di mana semakin banyak keajaiban terjadi hanya mampu menampung sepuluh atau dua belas orang saja. Oleh karena itu mutlak diperlukan untuk menggantinya dengan gereja yang lebih besar. Konstruksi dan biaya pembangunan gereja tersebut merupakan bagian dari "keajaiban Laus."

Meskipun tidak ada sumber daya sama sekali, pembangunan dilakukan dengan antusias. Itu dilakukan oleh semua orang miskin, orang orang kecil, yang mengambil tantangan dengan kesulitan ganda karena akses jalan yang sulit dilalui. Orang-orang dari daerah dan banyak peziarah yang naik ke Laus akan mengambil satu atau lebih batu dan membawanya ke lokasi pembangunan; bahkan anak-anak ikut membawa batu juga. Semua orang ingin menyumbangkan sesuatu, baik itu dalam bentuk materi ataupun uang. Butuh waktu setahun untuk mengumpulkan semua bahan yang diperlukan. Berkat kegigihan Pastor Gaillard ini, gereja dibangun sesuai dengan apa yang pernah dikatakan oleh Bunda Maria kepada Benedicta.

Pada tanggal 7 Oktober 1666, pada perayaan Pesta Rosario Suci, Pastor Gaillard meletakkan batu pertama pembangunan, dan para pastor Dominika dari Gap memimpin prosesi panjang peziarah. Pada kesempatan itu , Benedicta masuk menjadi anggota ordo Dominika. Sejak saat itu ia mengenakan cadar dan jubah, dan orang-orang mulai memanggilnya "Suster Benedicta."

Pastor Gaillard mengarahkan pekerjaan pembangunan gereja. Benedicta melihat dan memotivasi para pekerja. Dia menyiapkan makanan untuk mereka, berdoa bersama dengan mereka dan dibeberapa kesempatan berbicara kata-kata keselamatan kepada mereka, kadang-kadang menambahkan sebuah nasihat untuk mereka guna menghindari kecelakaan. Hasilnya, selama saat pembangunan gereja, tidak ada terdengar kata kata menghujat Tuhan dan tidak ada kecelakaan yang terjadi. Dalam waktu empat tahun, gerejapun selesai dibangun (1666-1670).

Para sejarahwan zaman dahulu di Laus melaporkan terciumnya aroma manis surgawi di kapel itu, mereka menyebutkan bahwa itu sebagai kejadian publik dimana sejumlah besar orang mencium wewangian ini juga dan kadang-kadang wangi ini begitu kuat sehingga tersebar dari kapel ke seluruh lembah.

Patung Bunda Maria karya Honoré Pellé
Hakim François Grimaud mengatakan, "Selama Masa Paskah tahun 1666, saya mencium aroma yang sangat manis selama tujuh menit;. Saya tidak pernah mencium wangi seperti itu di dalam hidup saya, dan wangi itu memberi saya kepuasan yang mendalam sehingga saya terpesona" Diberitakan bahwa dari tanggal 24 Maret sampai akhir Mei 1690, di gereja Laus begitu semerbak wangi aroma ini sehingga semua peziarahpun dapat mencium aroma itu. Pada tahun 1716, karena ia telah mencium "aroma manis" itu, Honoré Pellé, seorang pematung dari Gap, menyumbangkan sebuah patung yang indah dari marmer Carrara yang berbentuk Santa Perawan Maria dan Anaknya. Fenomena wewangian tersebut masih sesekali dialami oleh peziarah saat ini. Untuk menghindari kemungkinan penipuan, bunga biasanya tidak diperbolehkan ditaruh di dalam gereja.

Suster Benedicta menghirup wewangian ini dari sumbernya. Naskah laporan dari Laus menyebutkan, "Setiap kali Santa Perawan Maria yang ia hormati dating mengunjunginya, orang akan mencium aroma surgawi yang semerbak di seluruh bagian gereja. Kadang-kadang aroma surgawi itu meresap pada pakaian gadis gembala itu selama delapan hari. Wewangian supranatural itu begitu manis dan menyenangkan bahwa juga mengangkat jiwa serta melampaui semua wewangian lain di bumi. " Setiap kali Benedicta kembali dari perjumpaan dengan Bunda yang baik, wajahnya akan tampak seperti terbakar, seperti waktu Musa turun dari gunung Sinai, dia akan berlutut, membaca Litani Santa Perawan, dan kemudian di sisa hari tersebut dia tidak akan mampu untuk makan.

Suatu hari di musim dingin tahun 1665, Benedicta disarankan oleh Santa Perawan Maria untuk mengundang orang orang yang memiliki penyakit dan mengoleskan minyak untuk anggota tubuh mereka yang menderita. Bunda kami mengatakan kepadanya bahwa "Jika mereka mengambil minyak dari lampu sanctuary (daerah di sekitar tabernakel yang disucikan) yang ada di kapel dan memakainya untuk diri mereka sendiri, dan jika mereka meminta bantuan kepada perantaraannya serta didukung dengan iman mereka sendiri, mereka akan disembuhkan;" dimana "Allah telah mengaruniakannya tempat ini untuk pertobatan bagi para pendosa." [Tulisan dari manuscript Pastor Pierre Gaillard.]

Minyak dari pembakaran lampu kudus di hadapan Sakramen Mahakudus, dan kehadiran dari Santa Perawan Maria di tempat tersebut adalah untuk Laus seperti mata air suci di Lourdes. Pengobatan bagi sakit secara fisik maupun moral yang diberikan dalam jumlah yang besar dengan cara memakai minyak ini disertai dengan iman. Para peziarah pun secara teratur sering mengambil minyak ini untuk digunakan, dan mukzizat dari minyak ini masih terjadi sampai sekarang. Mari kita ingat bahwa Saint Bruder Andre dari St. Joseph Oratorium di Montreal juga menggunakan minyak dari lampu kudus untuk menyembuhkan orang sakit.

Melebihi dari tempat tempat lainnya, di tempat yang terberkati ini Santa Perawan Maria menampakkan diri kepada Benedicta setidaknya sekali sebulan selama lima puluh empat tahun, dan disinilah dimana Bunda Maria membuat Benedicta menjadi utusan-Nya sebagai instrumennya untuk pertobatan para pendosa. Setia kepada tugasnya, Benedicta tidak pernah berhenti berdoa, menderita dan mendesak untuk pertobatan para pendosa.

Bagi banyak orang, tidak ada yang lebih sulit daripada pergi menerima Sakramen Pengakuan Dosa. Daripada mengakui dosa-dosa mereka kepada para imam untuk menerima pengampunan, banyak jiwa jiwa yang berhenti menerapkan ajaran agama mereka dan tenggelam bahkan lebih dalam ke dalam dosa. Kasihan untuk anak-anak nya yang penuh dosa, Perawan Maria memberi Benedicta hak istimewa yang luar biasa untuk membaca ke dalam jiwa. Kemudian, St Yohanes Maria Vianney, dan baru-baru ini juga St Padre Pio, menerima berkat yang sama didalam tugas mempertobatkan orang orang yang berdosa.

Benedicta Rencurel
Dengan semangat dari Surga, Benedicta mendesak orang orang yang berdosa untuk melihat ke dalam hati nurani mereka sendiri dan dia juga mencerahkan mereka yang tidak bisa melihat ke dalam hati nurani mereka dan, jika perlu, mengungkapkan dosa yang sudah dilupakan atau dosa yang tersembunyi. Dia mampu "melihat hati nurani kita seluruhnya dengan cara seperti kita melihat kedalam sebuah cermin" katanya. Dia mengungkapkan kesalahan, dosa dosa yang menyedihkan, niat buruk yang tersembunyi, kemunafikan, dan kesalahan yang sering dilakukan secara tidak sadar. Dia bahkan akan mengambil orang yang tidak dalam keadaan rahmat dari barisan penerimaan Komuni. Benoite sering harus melakukan pengamatan menyakitkan dan mengatakan hal-hal yang tidak mudah untuk didengarkan, tapi dia sangat baik dan penuh kasih sehingga orang orang pada umumnya sangat berterima kasih padanya. Setelah berbicara dengan dia mereka memutuskan untuk memurnikan setiap aspek hati nurani mereka untuk mengubah hidup mereka. Tugas terberat nya adalah untuk menegur atau memperingatkan jiwa tertentu atas perintah Bunda.

Bunda Maria juga meminta Benedicta untuk menegur para wanita dan para gadis agar meninggalkan skandal kehidupan, khususnya yang melakukan aborsi, yang kaya secara tidak adil dan jahat. Dia juga mendorong para imam dan kaum religius untuk setia kepada janji mereka.

Antara tahun 1669 dan 1679, Benedicta menerima lima penglihatan dari Kristus yang menderita. Pada suatu hari Jumat di bulan Juli 1673, Yesus yang menderita berkata kepadanya: “Anak-Ku, Aku memperlihatkan diriku dalam kondisi ini agar kamu dapat berpartisipasi dalam Penderitaan-Ku.” Setelah lebih dari dua dekade penampakan penderitaan yang terus menerus dari Bunda yang Terberkati, Benedicta menerima Komuni pada Hari Natal 1718. Tiga hari kemudian dia melakukan pengakuan dosa, menerima sakramen terakhir dan sekitar jam 8 malam mengucapkan selamat tinggal kepada orang2 di sekitarnya. Benedicta kemudian mencium salib dan meninggal dengan damai.

Benedicta Rencurel dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II tahun 1984.


Sumber :
http://www.catholic.org
http://www.miraclehunter.com
- http://www.catholictradition.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar