Santo Yoakim, Bunda Maria & Santa Anna |
Banyak dari apa yang kita pelajari tentang Anna dan Yoakim berasal dari “Injil Kelahiran Maria” (Inggris: The Gospel of the Birth of Mary) dan "The Protoevangelion By James The Lesser", "Cousin And Brother Of The Lord Jesus"; keduanya terdapat dalam "The Lost Books Of The Bible", New York: New American Library, 1974 (asli:1926). Tulisan kedua di atas juga terdapat dalam Ron Cameron (Editor), "The Other Gospels" dengan judul "The Protoevangelion Of James". Oleh Gereja, kedua tulisan ini tidak diterima dalam kanon Kitab Suci, namun merupakan peninggalan penting dan dapat memberikan pandangan sekilas tentang kehidupan kedua orangtua Maria tersebut. Kenyataan bahwa Tuhan Yesus mempunyai seorang nenek dan kakek menggarisbawahi pentingnya aspek historis dalam agama Kristiani. Yesus adalah seorang pribadi yang memiliki suatu garis keturunan yang historis.
Gaya hidup Santa Anna mencakup juga kerja keras. Rumah keluarga mereka sederhana, dengan atap datar, dan batu karang dari bebukitan menjadi tembok belakang rumah mereka. Mempelajari Hukum (Taurat) dan kitab para nabi serta doa harian merupakan bagian dari tradisi keluarga mereka. Seperti banyak perempuan muda lainnya, Santa Anna tentu mempunyai harapan untuk menikah, melahirkan anak, dan juga merindukan kedatangan Mesias yang akan menyelamatkan Israel.
Nama “Anna” berarti “rahmat”. Nama dari suaminya, Yoakim, berarti “persiapan bagi sang Juruselamat”. Santo Yoakim berasal dari suku Yehuda dari mana Mesias yang dijanjikan akan datang. Santa Anna mandul sebelum diberitahukan oleh malaikat bahwa satu-satunya anak perempuan akan dilahirkan olehnya di usianya yang sudah tua. Anak itu harus dikuduskan bagi Tuham, tinggal dalam kanisah, dan pada akhirnya akan membawa Putera Allah, Sang Juruselamat – lewat rahimnya. Ada orang yang berpikir bahwa Bunda Maria dilahirkan di Yerusalem, tetapi tinggal di Nazaret juga. Mungkin saja Santa Anna dan Santo Yoakim mempunyai dua tempat tinggal. Sumber yang dapat dipercaya (Butler’s Lives of the Saints, Vol. III, hal. 205) memperkirakan bahwa Santa Anna mempersembahkan Bunda Maria dalam kanisah ketika masih kecil dan meninggalkannya di tempat itu untuk dididik. Namun hal ini tidak berarti bahwa sang ibu tidak mendidik Bunda Maria di rumah pada waktu-waktu tertentu. Seturut adat-kebiasaan pada masa itu, Bunda Maria akan kembali ke rumahnya di Nazaret ketika dia mencapai usia siap-nikah, yaitu 14 tahun. Bunda Maria dipertunangkan dengan Santo Yusuf, – yang menurut sejumlah tradisi – adalah sepupunya sendiri. Ronda De Sola Chervin (Treasury of Women Saints) menulis bahwa, terserah kepada kitalah untuk membayangkan bagaimana peristiwa-peristiwa yang dinarasikan dalam Injil Lukas (Luk 1-2) mempengaruhi hidup Santa Anna. Bahkan apabila Santa Anna percaya bahwa anak perempuannya ini “ditakdirkan” menjadi Ibunda Sang Mesias, ia dapat dihantui rasa takut akan reaksi-reaksi orang-orang sekampung atas kehamilan Bunda Maria. Mereka dapat saja merajam Bunda Maria sampai mati jika tidak dilindungi oleh Santo Yusuf. Bayangkanlah juga betapa terkejut Santa Anna (nenek bayi Yesus) ketika mendengar kabar mengenai pembunuhan anak-anak kecil yang tak bersalah di Betlehem yang terjadi setelah menyingkirnya “Keluarga Kudus” ke Mesir, sebagaimana dinarasikan dalam Injil Matius (Mat 2:13-18).
Ada yang mengatakan bahwa Santa Anna menjadi seorang janda tidak lama setelah kelahiran Cucu nya. Kita dapat membayangkan sukacita yang dialami Santa Anna pada waktu “Keluarga Kudus” pulang ke Nazaret dari pengungsian di Mesir. Pikirannya juga tentunya dipenuhi dengan hal-hal indah berkaitan dengan Cucu nya ini. Walaupun kita tidak mengetahui kapan tepatnya Santa Anna meninggal dunia, dalam kesenian religius, ia digambarkan berbaring di tempat tidur kematiannya sambil dikelilingi oleh Bunda Maria, Yesus yang masih anak-anak, dan anggota keluarga yang lain.
Lukisan-lukisan dan patung-patung Santa Anna, dan gereja-gereja yang didedikasikan kepadanya dapat ditemukan di banyak tempat di seluruh dunia. Tradisi mengatakan bahwa selama hidupnya di dunia, Santa Anna melayani orang sakit dan banyak terjadi mukjizat penyembuhan lewat syafaatnya, khususnyta di St. Anne De Beaupré dekat Quebec, Kanada, dan juga di gereja-gereja ritus Timur. Santa Anna adalah orang kudus pelindung para ibu rumah tangga.
Para nenek – teristimewa pada zaman modern ini – dapat memainkan peranan yang sangat berarti dalam pendidikan cucu-cucu mereka. Biasanya mereka mempunyai waktu yang lebih banyak daripada para ibu dari anak-anak itu. Mereka dapat menggunakan sebagian dari waktu kunjungan mereka (kalau tidak tinggal serumah) untuk mengajar cucu-cucu mereka bagaimana berdoa, membacakan Kitab Suci kepada mereka, membacakan atau menceritakan riwayat para kudus dlsb.
Santa Anna juga memberikan sebuah “model” dari kehidupan sebagai janda yang kudus. Kematian seorang suami bukanlah akhir dari segalanya. Banyak perempuan yang keberadaannya sebagai janda justru melihat terbukanya pintu bagi berbagai karya pelayanan yang sebelumnya tertutup bagi mereka karena memang tidak ada waktu yang tersedia untuk itu.
Santa Anna bersama Bunda Maria yang masih kecil |
Nama “Anna” berarti “rahmat”. Nama dari suaminya, Yoakim, berarti “persiapan bagi sang Juruselamat”. Santo Yoakim berasal dari suku Yehuda dari mana Mesias yang dijanjikan akan datang. Santa Anna mandul sebelum diberitahukan oleh malaikat bahwa satu-satunya anak perempuan akan dilahirkan olehnya di usianya yang sudah tua. Anak itu harus dikuduskan bagi Tuham, tinggal dalam kanisah, dan pada akhirnya akan membawa Putera Allah, Sang Juruselamat – lewat rahimnya. Ada orang yang berpikir bahwa Bunda Maria dilahirkan di Yerusalem, tetapi tinggal di Nazaret juga. Mungkin saja Santa Anna dan Santo Yoakim mempunyai dua tempat tinggal. Sumber yang dapat dipercaya (Butler’s Lives of the Saints, Vol. III, hal. 205) memperkirakan bahwa Santa Anna mempersembahkan Bunda Maria dalam kanisah ketika masih kecil dan meninggalkannya di tempat itu untuk dididik. Namun hal ini tidak berarti bahwa sang ibu tidak mendidik Bunda Maria di rumah pada waktu-waktu tertentu. Seturut adat-kebiasaan pada masa itu, Bunda Maria akan kembali ke rumahnya di Nazaret ketika dia mencapai usia siap-nikah, yaitu 14 tahun. Bunda Maria dipertunangkan dengan Santo Yusuf, – yang menurut sejumlah tradisi – adalah sepupunya sendiri. Ronda De Sola Chervin (Treasury of Women Saints) menulis bahwa, terserah kepada kitalah untuk membayangkan bagaimana peristiwa-peristiwa yang dinarasikan dalam Injil Lukas (Luk 1-2) mempengaruhi hidup Santa Anna. Bahkan apabila Santa Anna percaya bahwa anak perempuannya ini “ditakdirkan” menjadi Ibunda Sang Mesias, ia dapat dihantui rasa takut akan reaksi-reaksi orang-orang sekampung atas kehamilan Bunda Maria. Mereka dapat saja merajam Bunda Maria sampai mati jika tidak dilindungi oleh Santo Yusuf. Bayangkanlah juga betapa terkejut Santa Anna (nenek bayi Yesus) ketika mendengar kabar mengenai pembunuhan anak-anak kecil yang tak bersalah di Betlehem yang terjadi setelah menyingkirnya “Keluarga Kudus” ke Mesir, sebagaimana dinarasikan dalam Injil Matius (Mat 2:13-18).
Ada yang mengatakan bahwa Santa Anna menjadi seorang janda tidak lama setelah kelahiran Cucu nya. Kita dapat membayangkan sukacita yang dialami Santa Anna pada waktu “Keluarga Kudus” pulang ke Nazaret dari pengungsian di Mesir. Pikirannya juga tentunya dipenuhi dengan hal-hal indah berkaitan dengan Cucu nya ini. Walaupun kita tidak mengetahui kapan tepatnya Santa Anna meninggal dunia, dalam kesenian religius, ia digambarkan berbaring di tempat tidur kematiannya sambil dikelilingi oleh Bunda Maria, Yesus yang masih anak-anak, dan anggota keluarga yang lain.
Lukisan-lukisan dan patung-patung Santa Anna, dan gereja-gereja yang didedikasikan kepadanya dapat ditemukan di banyak tempat di seluruh dunia. Tradisi mengatakan bahwa selama hidupnya di dunia, Santa Anna melayani orang sakit dan banyak terjadi mukjizat penyembuhan lewat syafaatnya, khususnyta di St. Anne De Beaupré dekat Quebec, Kanada, dan juga di gereja-gereja ritus Timur. Santa Anna adalah orang kudus pelindung para ibu rumah tangga.
Para nenek – teristimewa pada zaman modern ini – dapat memainkan peranan yang sangat berarti dalam pendidikan cucu-cucu mereka. Biasanya mereka mempunyai waktu yang lebih banyak daripada para ibu dari anak-anak itu. Mereka dapat menggunakan sebagian dari waktu kunjungan mereka (kalau tidak tinggal serumah) untuk mengajar cucu-cucu mereka bagaimana berdoa, membacakan Kitab Suci kepada mereka, membacakan atau menceritakan riwayat para kudus dlsb.
Santa Anna juga memberikan sebuah “model” dari kehidupan sebagai janda yang kudus. Kematian seorang suami bukanlah akhir dari segalanya. Banyak perempuan yang keberadaannya sebagai janda justru melihat terbukanya pintu bagi berbagai karya pelayanan yang sebelumnya tertutup bagi mereka karena memang tidak ada waktu yang tersedia untuk itu.
Sumber :
- https://sangsabda.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar