Gua Maria Gereja Katolik St. Maria De Fatima, Toasebio, Jakarta Barat |
Lokasi Gua Maria :
Gereja Katolik St. Maria De Fatima
Jl. Kemenangan III (Toosebiostraat) No.47
Kel.Glodok, Kec.Taman Sari
Jakarta Barat 11150
Telp: (021) 6293527 / 6250421
Sejarah gua maria :
Saat Gereja Santa Maria de Fatima didirikan, di halaman gereja telah dibangun sebuah gua Maria yang sangat sederhana, dinaungi oleh pohon Kamboja dan Bougenville. Saat itu gua Maria ini kurang terawat dan kurang menarik untuk dikunjungi, lahirlah ide yang diperoleh dari umat perkumpulan Santa Maria de Fatima untuk membuat sebuah bukit yang dilengkapi dengan gua Maria. Mereka mengkoordinir pengumpulan dana, hingga terkumpul sekitar 15 juta rupiah. Pembangunan Bukit Maria de Fatima ini juga dikoordinir oleh Bapak Aloysius Sadeli dan memerlukan waktu sekitar empat bulan.
Partisipasi umat bukan hanya berupa sumbangan dana, ada juga umat yang menyumbangkan Patung Maria dan tanaman-tanaman untuk menghiasi bukit. Menyusul kemudian sumbangan berupa meja altar yang terbuat dari granit.
Bukit Maria de Fatima diresmikan pada tanggal 25 Oktober 1992 oleh Bapak Uskup Agung Jakarta, Mgr Leo Sukoto SJ. Dalam homili singkatnya, Bapak Uskup menandaskan bahwa umat Katolik tidak boleh malu dan ragu untuk mengakui Maria sebagai Bunda Gereja. “Diatas salib, Yesus menyeerahkan bunda-Nya kepada Yohanes, yang adalah Gereja. Dan Yohanes kepada bunda-Nya. Kalau mau melaksanakan perintah Yesus, laksanakan juga sabda tersebut menyerahkan hidup kita kepada Bunda Maria.”
Misa pertama di depan Bukit Maria de Fatima diadakan pada tanggal 13 November 1992, yang diawali dengan doa Rosario, selanjutnya pada tanggal 13 setiap bulan diadakan kegiatan seperti ini, kecuali tanggal 13 jatuh pada hari Sabtu atau Minggu. Selain itu setiap bulan umat paroki secara bergiliran menurut wilayah masing-masing, berdoa Rosario bersama di depan Bukit Maria, pada bulan Mei selain kegiatan doa Rosario dari rumah kerumah, juga diadakan doa Rosario di Bukit Maria.
Hal yang menggembirakan, banyak umat berdoa di bukit Maria sebelum dan sesudah misa. Anak-anak sekolah juga melakukan hal yang sama sebelum mereka masuk sekolah. Ada juga umat yang setiap tanggal 13 dalam bulan, tidak pernah lupa mengirimkan karangan bunga untuk menghias Bukit Maria.
Saat Gereja Santa Maria de Fatima didirikan, di halaman gereja telah dibangun sebuah gua Maria yang sangat sederhana, dinaungi oleh pohon Kamboja dan Bougenville. Saat itu gua Maria ini kurang terawat dan kurang menarik untuk dikunjungi, lahirlah ide yang diperoleh dari umat perkumpulan Santa Maria de Fatima untuk membuat sebuah bukit yang dilengkapi dengan gua Maria. Mereka mengkoordinir pengumpulan dana, hingga terkumpul sekitar 15 juta rupiah. Pembangunan Bukit Maria de Fatima ini juga dikoordinir oleh Bapak Aloysius Sadeli dan memerlukan waktu sekitar empat bulan.
Partisipasi umat bukan hanya berupa sumbangan dana, ada juga umat yang menyumbangkan Patung Maria dan tanaman-tanaman untuk menghiasi bukit. Menyusul kemudian sumbangan berupa meja altar yang terbuat dari granit.
Bukit Maria de Fatima diresmikan pada tanggal 25 Oktober 1992 oleh Bapak Uskup Agung Jakarta, Mgr Leo Sukoto SJ. Dalam homili singkatnya, Bapak Uskup menandaskan bahwa umat Katolik tidak boleh malu dan ragu untuk mengakui Maria sebagai Bunda Gereja. “Diatas salib, Yesus menyeerahkan bunda-Nya kepada Yohanes, yang adalah Gereja. Dan Yohanes kepada bunda-Nya. Kalau mau melaksanakan perintah Yesus, laksanakan juga sabda tersebut menyerahkan hidup kita kepada Bunda Maria.”
Misa pertama di depan Bukit Maria de Fatima diadakan pada tanggal 13 November 1992, yang diawali dengan doa Rosario, selanjutnya pada tanggal 13 setiap bulan diadakan kegiatan seperti ini, kecuali tanggal 13 jatuh pada hari Sabtu atau Minggu. Selain itu setiap bulan umat paroki secara bergiliran menurut wilayah masing-masing, berdoa Rosario bersama di depan Bukit Maria, pada bulan Mei selain kegiatan doa Rosario dari rumah kerumah, juga diadakan doa Rosario di Bukit Maria.
Hal yang menggembirakan, banyak umat berdoa di bukit Maria sebelum dan sesudah misa. Anak-anak sekolah juga melakukan hal yang sama sebelum mereka masuk sekolah. Ada juga umat yang setiap tanggal 13 dalam bulan, tidak pernah lupa mengirimkan karangan bunga untuk menghias Bukit Maria.
Sumber :
- http://www.santamariadefatima.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar